20 May 2008

Potret Istana

Mumpung segunung cinta meledakkan laharnya
aku sudah memotretkan gelombang-gelombang sejarah purba.
artifak yang tak dikata tapi diperagakan menelanjangkan kenangan.
Demikiankah senimanmu bertakhta di dalamnya sebuah istana
sejarah seribu gembira dilayarkan bahtera?

Kami dari sejarah masa kini mencatatkan besar kamar,
patung-patung dan lukisan-lukisan terkenal
bersamamu: Sarina
atau pertarungan dua saudara yang bersemi
bersamamu.
Cermin seribu wajah sering mengimbas
ketika sendiri sebenarnya bersama-sama
dilayarkan tanpa nakhoda!

Si Demok itu
mungkin terlalu melucahkan, tapi indah bukan busananya
melainkan seni yang menghijau selalu berada dalam kamar penggemar.
Mungkin kamera di tanganku telah lelah
dan buku catatan mulai terkulai
melepaskan sahaja pandangan di padang luas
pohon-pohon rimbun dan rusa
yang bebas itu…


Istana Bogor,
20 Oktober, 1997.